makalah kayu
MAKALAH
KAYU
( Sifat, Fungsi dan
Jenis-jenis Kayu )
Disusun Oleh :
NOFI ELFIRA
X Teknik Gambar Bangunan II
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN CIAMIS
SMK NEGERI 2 CIAMIS
Jln Sadananya No. 5 Telp (0265)773510 Ciamis
Tahun 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang
tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat
khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai
sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga
dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus
betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Dewasa ini penggunaan kayu sudah beralih ke bahan kontruksi lain yang lebih
mudah didapatkan. Namun walaupun bahan kayu sudah semakin sulit didapat masih
ada beberapa peminat kayu sesuai keperluannya. Karena itulah makalah ini
mengangkat tentang kayu sebagai bahan referensi untuk pertimbangan mengggunakan
kayu dengan jenis dan ukuran seperti apa.
Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395
hingga 400 juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai
kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi
untuk membuat rumah dan senjata serta sebagai
bahan baku industri (misal pengemasan dan kertas). Kayu bisa
dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca di masa pohon
tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan.
B.
Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan pembaca mengenai kayu, jenis dan ukurannya. Yang akan berguna saat kita diperhadapkan tentang
konstruksi kayu.
BAB II
PEMBAHASAN
v Pengertian Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang
serta ranting tumbuhan
yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai
keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan
bangunan (pintu,
jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak
lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan
sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu
adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di
batang.
Ilmu kayu (wood science)
mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia,
fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.Kayu mempunyai 4
unsur esensial bagi manusia antara lain:
1. Selulosa,
Unsur
ini merupakan komponen terbesar pada kayu, meliputi 70 % berat kayu.
2. Lignin,
2. Lignin,
Merupakan komponen pembentuk kayu yang meliputi 18% - 28%
dari berat kayu. Komponen tersebut berfungsi sebagai pengikat satuan srtukturil
kayu dan memberikan sifat keteguhan kepada kayu.
3. Bahan-bahan ekstrasi
Komponen ini yang memberikan sifat pada kayu, seperti : bau,
warna, rasa, dan keawetan. Selain itu, karena adanya bahan ekstrasi ini, maka
kayu bisa didapatkan hasil yang lain misalnya: tannin, zat warna, minyak,
getah, lemah, malam, dan lain sebagainya.
4. Mineral pembentuk abu,
Komponen ini tertinggal setelah lignin dan selulosa terbakar
habis. Banyaknya komponen ini 0.2% - 1% dari berat kayu.
v Bagian-Bagian Kayu
1. Kulit luar,
Lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering
berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
2. Kulit dalam,
Lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang
bersifat basah dan lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke
bagian lain.
3. Cambium,
Lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam
membentuk kayu baru, sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
4. Kayu gubal,
Berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan
ke bagian-bagian pohon yang lain.
5. Kayu teras,
Berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang
sudah tua dan kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
6. Galih/hati,
Bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati)
ini ada dari sejak permulaan kayu itu tumbuh.
7. Garis teras,
Jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu
pengeringan yang tidak teratur.
v Keuntungan kayu
a. Murah dan mudah dikerjakan
b. Mempunyai kekuatan yang tinggi
dan bobotnya rendah
c. Mempunyai daya penahan tinggi
terhadap pegaruh listrik (bersifat isolasi), kimia,.
d.Bila ada kerusakan dengan mudah
dapat diganti dan bisa diperoleh dalam waktu singkat.
e. Pembebanan tekan biasanya
bersifat elastis.
f. Bila terawat dengan baik akan
tahan lama.
v Kerugian kayu
a. Kurang homogen ketidaksamaan sebagai hasil alam.
b. Cacat-cacat pada kayu.
c. Mudah terbakar.
d. Dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan
kelembaban.
e. Terjadinya lendutan yang cukup besar.
v Sifat-sifat kayu
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses
untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat
ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan
dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan
tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri
pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih
jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi
juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila
jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang
memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.
Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang
berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis
kayu yaitu :
- Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
- Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
- Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
- Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
v Sifat Fisik
Kayu
- Berat dan Berat Jenis
Berat suatu
kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu
berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu
balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
- Keawetan
Keawetan adalah
ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat
kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih
awet dari kayu gubal.
- Warna
Kayu yang
beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.
- Tekstur
Tekstur adalah
ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan
teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim
dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur
kasar (contoh: kempas, meranti dll).
- Arah Serat
Arah serat
adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat
lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat
miring).
- Kesan Raba
Kesan raba
adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus,
licin, dingin, berminyak dll). Kesan
raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air,
kadar zat ekstraktif dalam kayu.
- Bau dan Rasa
Bau dan rasa
kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang
merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu
benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati),
bau kamper (kapur) dsb.
- Nilai Dekoratif
Gambar kayu
tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan
riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.
Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai
dekoratif.
- Higroskopis
Kayu mempunyai
sifat dapat menyerap atau melepaskan air.
Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai
tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.
Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium
Moisture Content).
- Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
- Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
- Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
- Daya Hantar Panas
Sifat daya
hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat
barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
- Daya Hantar Listrik
Pada umumnya
kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh
kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu
akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu
mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
v
Sifat Mekanik Kayu
- Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk
menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
- Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
- Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah
keteguhan tarik sejajar arah serat.
Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan
tarik sejajar arah serat.
- Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu
untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :
- Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
- Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat
lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
- Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk
menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari
bagian lain di dekatnya. Terdapat 3
(tiga) macam keteguhan yaitu :
- Keteguhan geser sejajar arah serat
- Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
- Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih
besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.
- Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk
menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban
mati maupun hidup selain beban pukulan.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
- Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
- Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
- Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan
perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus
elastisitas.
- Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap
sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau
tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan
perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
- Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan
gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan
keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan
kayu.
- Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk
menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.
Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan
kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan
ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah
radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan
sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik
kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
- Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
- Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
v
Macam Penggunaan Kayu
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian
tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan
teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu
yang mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat
dikemukan sebagai berikut :
- Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang
tinggi.
Jenis kayu : balau,
bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara,
rasamala.
- Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter
besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti
merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
- Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati,
eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru,
sonokembang.
- Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah
dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati,
eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
- Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup
kuat.
Jenis kayu : balau,
bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
- Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau,
bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
- Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus,
serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis,
bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
- Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi
baik.
Jenis kayu : cempaka,
merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
- Alat Gambar
Persyaratan
teknis : ringan, tekstur halus, warna
bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.
- Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan
teknis : tidak tembus cairan dan tidak
mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.
- Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan
teknis : kuat menahan angin, ringan,
cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau,
tembesu, ulin.
- Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan
teknis : serat lurus, keras, tekstur
halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur,
cempaka, eboni.
- Korek Api
Persyaratan
teknis : sama dengan persyaratan
veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon,
perupuk, pulai, terentang, pinus.
- Pensil
Persyaratan
teknis : BJ sedang, mudah dikerat,
tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.
- Moulding
Persyaratan
teknis : ringan, serat lurus, tekstur
halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.
- Perkapalan
Lunas
Persyaratan
teknis : tidak mudah pecah, tahan
binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
Gading
Persyaratan
teknis : kuat, liat, tidak mudah
pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan
teknis : kuat, liat, tidak mudah
pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan
teknis : tidak mudah pecah, kuat,
liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.
Bangunan dan
dudukan mesin
Persyaratan
teknis : ringan, kuat dan awet, tidak
mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin,
bangkirai.
Pembungkus as
baling-baling
Persyaratan
teknis : liat, lunak sehingga tidak
merusak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.
Popor Senjata
Persyaratan
teknis : ringan, liat, kuat, keras,
dimensi stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli, jati.
- Arang (bahan bakar)
Persyaratan
teknis : BJ tinggi.
Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam,
gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.
v Jenis-jenis kayu
Kayu
merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam
konstruksi. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi
keindahan serat, kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan.
Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis
dan Ciri Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Konstruksi. Selain agar kita
dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan spesifikasi yang kita
inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu
lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan
konstruksi.
1. KAYU JATI
1. KAYU JATI
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang
berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang
tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur
di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati
berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak
tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani.
Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah
tersebut.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi
dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti:
ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu
jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang
dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut
diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan
menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.
2. KAYU MERBAU
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras
dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti
tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai
adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus.
Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet
I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna
kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu
merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan
tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian /
Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.
3. KAYU BANGKIRAI / YELLOW BALAU
Kayu
Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai
tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan.
Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak
rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural,
pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena
kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap
kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga
sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior
seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak
ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan
kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan
antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang.
Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat
kemerahan.
Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan
yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan
sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga
sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak
segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai,
kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu
dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan
tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper
dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru
yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur
60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang
baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon
kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan
menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua
bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa
tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai
Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah
dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.
6. KAYU MERANTI MERAH
Kayu meranti merah termasuk jenis
kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak
sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga
tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di
luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV.
Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau Kalimantan.
7. KAYU KARET
Botanical Name: Hevea brasiliensis
Family Name: Euphorbiaceae
Kayu Karet, dan oleh dunia internasional
disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian
pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak
berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara
lainnya termasuk tanah Jawa.
Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih
kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah
mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.
Densitas
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II,
dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi
alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi.
8. KAYU GELAM
Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu,
Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang
sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai
steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai
untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat
arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah,
kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin
merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di
wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian
rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat
mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai
ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan
berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk
banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan
sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan
Kelas Awet I.
10. KAYU AKASIA
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis
rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap
airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun
keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan
lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2.
Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka
kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk
digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat
penting dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan
transaksi jual-beli atau perdagangan kayu.
Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah
dipelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan / penentuan / identifikasi jenis kayu hanya akan diperoleh
melalui proses latihan yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus.
Kelengkapan
koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan kemampuan dan ketrampilan
dalam pengenalan jenis kayu.
B. Saran
Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik
akan sangat membantu dalam menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan
tertentu. Diharapkan dengan memahami
sifat-sifat kayu dan jenis-jenis kayu untuk penggunaan tertentu akan semakin
mengurangi ketergantungan konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja sehingga
pemanfaatan jenis-jenis kayu yang semula belum dimanfaatkan (jenis-jenis yang
belum dikenal umum) akan semakin meningkat.
3 Komentar:
Untuk Anda yang membutuhkan hiasan dinding yang unik dan bagus dapat mengunjungi web kami di Print Foto di Kayu | WA 0822-1110-9229
cukup bagus,tapi sedikit saran kalau ditambah foto disetiap jenis kayu alangkah baiknya kan.....
Terimakasih masukannya ....
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda