Kamis, 26 Mei 2016

SOSIODRAMA DARI LAGU NAIK DELMAN



NAIK DELMAN
1. Tema           : Sayangi Ciptaan Tuhan
2. Ritme          :
a) Eksposisi
            Kuda
            Pak Kusir
            Anak Penolong
            Anak-anak di taman

b) Permasalahan
Pak kusir yang terus memaksa Kuda untuk menarik delman agar keluarganya bisa makan walau sang kuda sedang dalam keadaan sakit.

c) Komplikasi
            Salahsatu dari anak ditaman merupakan penolong sang kuda karena merasa kasihan ketika melihat kuda yang mereka naiki berjalan dengan lambat sehingga pak kusir terus dipecutnya.

d) Catatan 1
Pak kusir merasa terbuka hatinya karena perkataan anak penolong yang telah menjelaskan bahwa kuda pak kusir sedang sakit.

e) Catatan 2
Pak kusir membiarkan sang kuda untuk beristirahat barang beberapa hati untuk kesembuhannya.

f) Kesimpulan
Mencari nafkah adalah hal yang penting tapi jika mencari nafkah dengan memaksakan lebih dari kemampuan hewan yang kita manfaatkan juga tidak baik. Hewan juga ciptaan tuhan walau kita tak mengetahui bahasanya tapi kita juga harus pengertian akan hewan peliharaan kita, sayangi hewan peliharaan kita.

3. Karakter:
Tokoh utama               : Delman/Kuda
Tokoh pembantu         : Anak penolong dan anak lainnya
Antagonis                    : Kusir
Tritagonis                    : Anak-anak

4. Latar
a) Tempat        : Taman Kota
b) Waktu         : Pagi Hari

5. Skenario Drama
Ø  Babak 1
Pa kusir menyuruh kuda untuk makan sebelum pergi bekerja. Kuda tidak mau makan akan tetapi pak kusir tetap memaksa kuda agar mau makan. Kuda terpaksa makan walau hanya sedikit.
Pa kusir bertanya “ wahai kuda kenapa kamu hanya makan sedikit, kamu kan harus bekerja keras untuk menghidupi keluargaku!”
Kuda berbicara dalam hatinya “ wahai tuanku pak kusir yang baik hati. Aku lelah, aku sakit dan ingin istirahan untuk beberapa hari!”.
Pak kusir seperti tidak memperdulikan perasaan kudanya dengan tidak melihat raut wajah kuda yang memelas, pak kusir tetap memaksa sang kuda untuk mulai bergerak untuk bekerja.

Pada Hari Minggu ku turut ayah ke kota
Naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya

Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak suara s'patu kuda

Ø  Babak 2
Setelah delman sampai di taman kota, telah menunggu beberapa anak kecil yang sudah tak sabar untuk naik delman.
Pak kusir merasa senang telah ditunggu oleh pelanggan. Tanpa mengistirahatkan sang kuda yang telah jauh berjalan dari rumah sampai taman kota, pak kusir segera menaikkan para pelanggan muda memaiki delmannya. Sang kuda lantas dipecut untuk mulai berjalan. Anak-anak pun mereka merasa senang, sambil bernyanyi mereka mengelilingi taman kota.

Pada Hari Minggu ku turut ayah ke kota
Naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya

Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak suara s'patu kuda


Ø  Babak 3 / Final
Setelah berputar setiap anak mulai diturunkan satu persatu oleh pak kusir. Tapi dari sekian anak yang naik delman ada satu anak yang mulai naik sampai turun terus memperhatikan sang kuda, akhirnya kepenasaran sang anak muncul.
Anak penolong : kuda kenapa kamu hari ini tak seperti hari biasanya? Kamu   sangat lemas dan beberapa kali kamu seperti hendak jatuh.
Suara sang anak kecil itu sangat lembut, samar-samar terdengar oleh kuping pak kusir.
Pak kusir terus memperhatikan sambil mendengarkan perkataan sang anak dengan kudanya walau sang kuda tidak menjawab tapi sang anak seperti mengerti apa bahasa tubuh sang kuda.
Kuda yang sedang dielus-elus sang anak seperti menggangguk-anggukkan kepala memberi isyarat pada sang anak. Sang anak pun mulai bertanya lagi.
Anak Penolong : Apa kuda? Kamu sakit?
Sang kuda reflek berangguk sambil meneteskan airmata.
Sang anak kasihan karena merasa sang kuda sedang sakit tapi pak kusir terus memaksanya bekerja dengan memecutnya.
Anak Penolong : Pak maaf.. sepertinya kuda bapak lagi sakit… saya lihat tadi kuda bapak menangis.
Pak kusir merasa terusik hatinya. Bertanya dalam hati apa benar kuda nya sedang sakit/ mengapa dia tidak menyadari hal itu. Pantas tadi sebelum berangkat dia seperti bermalas-malasan dan tidak nafsu makan.
Pak kusir bertanya pada kudanya : kuda apa benar kamu sakit? Maaf aku telah memaksamu bekerja tanpa memperdulikan kesehatanmu.
Pak kusir merasa sedih karena takut kuda kesayangannya mati. Akhirnya pak kusir berpamitan kepada anak-anak tadi dan berterima kasih pada sang anak penolong karena telah membantu membaca pikiran hewan peliharaannya dengan tepat. Pak kusir berjanji pada sang anak penolong untuk menjaga kuda kesayangannya dan akan lebih memperhatikannya dengan tidak memaksanya bekerja di waktu sakit.
Sang anak penolong senang karena perkataannya diterima oleh pak kusir yang notabene merupakan orang tua.
Sang anak melambaikan tangannya ketika pak kusir mengajak delmannya untuk pulang supaya sang kuda bias beristirahat.
Pak kusir membalas lambaian tangan sang anak sambil tersenyum sampai sang anak tak terlihat lagi.

Pada Hari Minggu ku turut ayah ke kota
Naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya

Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak suara s'patu kuda